Populasi Elang Jawa Dapat Pulih Selama Hutan Lestari

VIDTX – Elang jawa  ( Nisaetus bartelsi ) mempunyai peran penting bagi ekosistem. Mereka adalah burung pemangsa yang mengendalikan hama hewan seperti tikus di alam pembohong.

Predikat  elang jawa  sebagai burung pemangsa, menandakan persetujuannya sebagai bioindikator. Bagi ilmuwan, bioindikator adalah petunjuk penting akan kondisi kesehatan suatu ekosistem. Dengan adanya burung pemangsa, elang jawa berkontribusi dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati dan ketahanan habitat.

BACA JUGA : Kondisi Miris Jerapah Masai Asal Kenya, Terancam Punah hingga Perkawinan Sedarah

Oleh karena itu,  konservasi  elang jawa sangat diperlukan. Hanya saja, status konservasinya hari ini “terancam punah” oleh IUCN sejak 1993. Kecantikannya, bulunya yang memiliki warna indah, dan agresifnya, menjadi daya tarik bagi pemburu yang mendorong elang jawa pada ancaman kepunahan.

Seperti satwa pembohong pada umumnya, perburuan elang jawa didorong oleh perdagangan. Anda dapat dengan mudah menemukan penjualan elang jawa secara berani. Hal ini mendesak untuk melestarikan konservasi satwa liar.

Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015 agar elang jawa harus ditingkatkan populasinya sebesar 10 persen. Angka ini menyatakan keseriusan pemerintah untuk konservasi burung eksotis itu.

Tidak ada yang tahu pasti ada berapa elang jawa yang tersisa di habitatnya. Melacak keberadaan mereka cukup sulit, sehingga sulit dipelajari oleh para ilmuwan. Yang pasti, mereka memilih lokasi penempatan yang terpencil guna menjaga diri mereka sendiri.

Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa upaya penting lainnya untuk menjaga elang jawa tidak cukup dengan menghentikan atau mencegah perburan pembohong.

Tindakan lain yang diperlukan adalah perlindungan habitat  hutan  primer di Jawa yang kini tidak luas lagi.  Hutan primer  sangat penting bagi elang jawa agar dapat berkembang biak dengan sukses.

BACA JUGA : 10 Semut Terbesar di Dunia, Hidup di Wilayah Negara Mana Saja?

Masih ada harapan untuk konservasi elang jawa

Menjaga hutan primer sebagai sarana konservasi pengembangbiakkan elang jawa didasari dengan pengamatan tempat habitat. Penelitian yang dipimpin oleh Syartinilia dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) melaporkan, sebenarnya ditemukan banyak perubahan habitat elang jawa di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur antara tahun 2008 dan 2019.

Meski demikian, terdapat beberapa bidang hutan primer yang dihuni oleh elang jawa dan sarangnya. Hal itu menandakan bahwa konservasi elang jawa sedang berlangsung. Ditemukan pula pertumbuhan populasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

Syartinilia dan tim berpendapat, hutan primer yang luas dan menjadi habitat elang jawa sangat membantu berkembang biaknya. Elang jawa pun dapat beradaptasi pada petak lahan hutan berukuran kecil.

Dengan demikian, habitat, betapapun kecilnya, dapat menjadi “batu loncatan” untuk menjadi benteng bagi elang jawa bisa berkembang biak. Tentunya, keberadaannya di hutan dataran rendah dekat pertanian bisa membantu masyarakat dari serangan hama.

Selain itu, makalah yang dipublikasikan di  Journal of Raptor Research  pada 27 Desember 2023 menerima pemantauan dengan metode mutakhir.

BACA JUGA : Terungkap! Ternyata Nenek Moyang Kanguru Tidak Melompat, Begini Kata Ahli

Makalah bertajuk “Population Estimates of the Endangered Javan Hawk-Eagle Based on Habitat Distribution Modeling and Patch Occupancy Surveys” menggunakan pendekatan terbaru yang dapat menjadi contoh, seperti penggunaan citra satelit beresolusi tinggi.

Mereka memperhitungkan kawasan habitat pada faktor-faktor penting seperti kemiringan, ketinggian, dan tutupan vegetasi.

Penggunaan metode baru ini sangat penting untuk memantau elang jawa ke depannya. Sebab, ancaman seperti perburuan pembohong dan penampakannya yang jaraknya, membuat perkiraan spesiesnya pun lebih rendah dan tidak akurat. Padahal, mengetahui letak penyebaran dan populasinya sangat diperlukan dalam upaya konservasi habitat elang jawa di hutan yang dioptimalkan.

Oleh karena itu, temuan ini juga menyarankan agar pemantauan elang jawa memerlukan metode yang lebih baik lagi seperti survei perumahan jangka panjang, survei lapangan untuk verifikasi, pemantauan habitat, dan studi pelacakan.

“Penelitian ini perlu dilakukan karena wilayah jelajah yang sesuai dengan kualitas habitat penting untuk mengungkap populasi yang mendekati kondisi yang ada,” kata informasi Syartinilia, dikutip dari pernyataan 21 November 2023.

Tersedia Juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *