VIDTX – Kalian mungkin melihat kucing sphynx baik secara langsung maupun melalui media sosial. Faktanya, kucing ini disebut sebagai salah satu jenis kucing termahal di dunia.
Jika kucing identik dengan bulunya yang lembut, lain halnya dengan kucing ras sphynx. Selain tidak berbulu, kucing jenis ini disebut rentan terhadap suhu, baik dingin maupun panas.
Lantas, apa sih yang menyebabkan kucing sphynx tidak berbulu layaknya kucing pada umumnya?
BACA JUGA : Lalat Ternyata Butuh Tidur, Kapan dan di Mana?
Alasan Kucing Sphynx Tidak Berbulu
Penjaga kebun binatang dan pendiri The Wildheart Trust, Charlotte Corney mengungkapkan bahwa kucing sphynx tidak memiliki bulu karena mereka mengalami mutasi genetik.
Nah, gen yang bermutasi ini semula bertanggung jawab untuk menumbuhkan bulu dengan protein keratin saat keluar dari folikel.
Mulanya, kucing sphynx disebut dengan Canadian Hairless saat pertama kali ditemukan di Toronto tahun 1966. https://www.detik.com/tag/kucing
Kala itu, seekor kucing domestik melahirkan anak kucing tanpa bulu yang kemudian diketahui sebagai hasil mutasi genetik alami. Kucing yang dinamai Prune itu disebut sebagai kucing tanpa bulu yang pertama diketahui.
Dikutip dari laman BBC Science Focus Magazine, Corney menjelaskan bahwa mutasi genetik tersebut dapat terjadi pada kucing secara alami. Namun, pembiakan selektif mulai dilakukan sejak tahun 1960-an untuk menghasilkan jenis kucing yang sekarang ini dikenal dengan sebutan sphynx.
BACA JUGA : Apakah Bunglon Bisa Berubah Jadi Warna Apa Pun?
Beberapa Kucing Sphynx Memiliki Bulu Halus
Meski kucing sphynx populer dengan ciri khasnya yang tanpa bulu, ternyata ada sebagian kucing jenis ini yang memiliki bulu halus lho. Biasanya bulu-bulu tersebut terletak di area terpencil pada tubuh mereka.
Secara khusus, mutasi resesif ada pada gen keratin 71 (KRT71). Gen tersebut berperan penting dalam pembentukan rambut sekaligus bagian dari keluarga keratin tipe II yang ada di semua sel epitel mamalia.
KRT71 mengkodekan protein yang diekspresikan dalam selubung akar bagian dalam folikel rambut. Ketika sebuah gen ‘diekspresikan’ dalam biologi, pada dasarnya gen tersebut ‘dihidupkan’.
Instruksi dalam DNA diubah menjadi struktur yang ada dan beroperasi di dalam sel, menyebabkan tubuh memproduksi protein dalam kodenya. Fenotipe lain (seperangkat karakteristik atau sifat suatu organisme) telah dicatat sebagai hasil mutasi pada KRT71.
Pada studi sebelumnya, ditemukan bahwa gen ini bertanggung jawab atas fenotipe bulu keriting atau ikal pada anjing dan tikus.