VIDTX – Selain keberagaman budayanya, Indonesia juga terkenal akan keberagaman satwanya, salah satunya adalah harimau Sumatera.
Harimau adalah kucing terbesar di muka bumi. Harimau Sumatera, yang dikenal sebagai predator, ini merupakan salah satu sub spesies harimau yang masih bertahan hidup.
Baca Juga : Bukan Hanya Citah, Inilah Spesies Tercepat di Bumi
Harimau Sumatera atau yang mempunyai nama latin Panthera tigris sumatrae disebut juga harimau Sunda. Itu mengacu pada kawasan biogeografi harimau Sumatera yang mencakup Sumatera, Jawa, dan Bali.
Harimau Sumatera merupakan salah satu spesies langka yang dilindungi dan hampir punah. Dilansir laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, harimau Sumatera diperkirakan hanya tersisa kurang lebih 603 ekor di alam liar, yang tersebar dalam 23 lanskap di Sumatera dengan jumlah masing-masing berkisar dari 1 hingga 185 individu.
|
Provinsi Riau merupakan rumah bagi sepertiga dari seluruh populasi harimau Sumatera. Tetapi, pada 2007 diperkirakan hanya tersisa 192 ekor harimau Sumatera di alam liar Provinsi Riau.
Dilansir dari WWF, harimau Sumatera yang masuk dalam orde karnivora ini berasal dari spesies Panthera tigris dengan genus Panthera. Sebagai hewan yang masuk dalam kelas mamalia, harimau membutuhkan waktu sekitar 103 hari untuk masa kehamilan. Biasanya dalam sekali melahirkan, harimau betina mampu melahirkan 2 hingga 3 ekor anak harimau sekaligus
Harimau jantan dewasa bisa memiliki tinggi hingga 60 cm dan panjang mencapai 2,5 m dan berat hingga 140 kg. Harimau betina memiliki panjang berkisar 198 cm dengan berat mencapai 91 kg. Populasi dari harimau Sumatera ini kini berstatus kritis. Habitat asli dari harimau Sumatera adalah hutan hujan tropis.
Harimau Sumatera memiliki tubuh yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan harimau kontingental (Panthera tigris tigris). Harimau Sumatera memiliki warna kulit kuning kemerah-merahan hingga oranye tua yang relatif lebih gelap, dengan garis loreng yang lebih rapat.
Harimau Sumatera masuk ke dalam daftar satwa dilindungi di Indonesia berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meskipun dilindungi undang undang, populasi harimau Sumatera terus mengalami penurunan.
Baca Juga : 10 Hewan yang Paling ‘Friendly’ di Dunia, Kamu Tertarik Pelihara?
Penurunan tersebut disebabkan hilangnya habitat asli secara tak terkendali, berkurangnya jumlah spesies mangsa, dan perburuan. Harimau biasanya diburu untuk diambil seluruh bagian tubuhnya, mulai dari kulit, kumis, kuku, taring, hingga dagingnya, hal itu disebabkan bagian tubuh harimau dipercaya sebagai jimat yang memiliki kekuatan magis.
Populasi harimau Sumatera yang tersisa biasanya tinggal di wilayah hutan dataran rendah, lahan gambut, dan hutan hujan pegunungan. Sebagian besar kawasan ini terancam karena urusan komersial, seperti pembukaan hutan untuk lahan pertanian dan perkebunan serta aktivitas pembalakan dan pembangunan jalan.
Oleh karena itu, harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan manusia dan menimbulkan konflik yang seringkali berakhir dengan harimau yang dibunuh atau ditangkap karena tersesat memasuki daerah pedesaan atau akibat perjumpaan tanpa sengaja dengan manusia.
Salah satu upaya pelestarian harimau Sumatera adalah melalui konservasi. Dilansir dari penelitian berjudul Kajian Kesejahteraan Harimau Sumatera Pada Konservasi Ex-situ di Taman Margasatwa Ragunan dan Taman Margasatwa Bandung Konservasi, konservasi harimau Sumatera dapat dilakukan di luar habitatnya (ex-situ) dan di habitat aslinya (in-situ).
Untuk menangani permasalahan itu dilakukan Program Nasional Pemulihan Harimau Indonesia. Program itu merupakan bagian dari tujuan global dan meliputi enam lansekap prioritas Harimau Sumatera ini yang meliputi Ulumasen, Kampar-Kerumutan, Bukit Tigapuluh, Kerinci Seblat, Bukit Balai Rejang Selatan, dan Bukit Barisan Selatan.
Tersedia Juga:
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Nana4D
- Togel 4D 10 Juta
- Togel Bet 100 Perak
- Nana4D
- Nana4D Bali